1. Migrasi data : proses perpindahan elemen-elemen data yang sering digunakan menuju area penyimpanan yang lebih mudah diakses dan perpindahan elemen-elemen data yang jarang digunakan ke area penyimpanan dengan akses khusus.
2. Hubungan inti antara migrasi data dan corporate data mdoel adalah : pembuatan corporate data model merupakan aktivitas awal perencanaan migrasi data. Contoh : corporate data model (ERD) dikendalikan dengan software yaitu DBMS.
3. Alasan mengapa derived dan DSS data tidak dilibatkan dalam corporate data model :
o Derived data dan DSS data berubah-ubah.
o Derived data dan DSS data dihasilkan dari atomic data (transaksi rutin)
o Derived data dan DSS data banyak variasi.
o Biasanya dihapus bersamaan.
4. Feedback loop antara DSS analyst & data architect :
o Berdasarkan data yang belum dibuat arsitekturnya, data analyst harus menyampaikan semua kebutuhan pada data architect.
o Data architect melakukan definisi dan manipulasi data berdasarkan permintaan data analyst & rekomendasi dari user.
o Hasil rancangan data architect dipakai oleh DSS analyst untuk melakukan berbagai analisis yang membantu pembuatan keputusan.
5. EIS : sistem informasi berbasis web yang interaktif, ditujukan khusus untuk para manajemen dalam melakukan berbagai macam data analisis secara rinci yang membantu pembuatan keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur.
6. Penggunaan EIS untuk :
o Melakukan analisa trend.
o Melakukan pengukuran-pengukuran dengan indicator-indikator.
o Melakukan drill down analisis.
o Melakukan monitoring.
o Melakukan analisis persaingan.
o Memonitor KPI (indicator untuk mengukur kinerja secara kuantitatif)
7. Beberapa kontribusi DE yang membantu EIS analyst mewujudkan kebutuhannya :
o Mengakses informasi secara cepat.
o Menambah wawasan berpikir dengan menciptakan mental model.
o Membuat pandangan bisnis jadi fleksibel.
o Melakukan integrasi data
o Melakukan berbagai analisis data dengan basis waktu yang beragam (nanti dijelaskan ada analisis apa saja)
o Melakukan penelusuran data secara rinci/drill down.
8. Berbagai penggunaan DW untuk mewujudkan fungsi EIS :
o Kemampuan DW menyediakan summary data.
o Struktur data dalam DW sangat membantu proses drill-down.
o Data sejarah dalam DW sangat membantu fungsi EIS analisis trend
o Integrasi data dalam DW untuk menganalisis data dari berbagai cabang perusahaan.
o Metadata dalam DW digunakan untuk membantu pembuatan sistem EIS.
9. ERP : sistem informasi berbasis web mengintegrasikan berbagai sistem informasi fungsional secara real time dan transparan.
10. 3 cara membangun DW dalam ERP :
o Membangun DWH di luar lingkungan ERP
Co : memindahkan data ERP ke non ERP data warehouse.
o Membangun DWH di dalam lingkungan ERP
Co : memindahkan data ERP ke dalam DWH berbasis ERP
o Membangun 2 jenis DWH yaitu DWH berbasis ERP dan DWH tidak berbasis ERP
Co : data transaksi dipisahkan
11. Ciri khas karakteristik DW yang sudah disesuaikan dengan ERP :
o ERP interface dan pengolahan data di dalam DW dilakukan oleh teknologi DBMS
o Struktur data telah dibuat khusus dan dikendalikan dalam lingkungan ERP oleh ERP vendor.
o Semua data yang memasuki data warehouse ERP dengan sendirinya terstruktur secara ketat sesuai dengan lingkungan DW ERP.
12. Kelebihan DW yang disesuaikan dengan ERP :
o Infrastruktur DW menjadi tanggung jawab vendor.
o Menghemat waktu dan aktivitas perancang dan pengembang DW di perusahaan.
o Segala proses yang berhubungan dengan DW menjadi sederhana.
o Pemeliharaan data dilakukan dalam jangka panjang.
13. Proses memindahkan data dari web ke DWH :
o Data dari web dikumpulkan dalam suatu web log.
o Data dalam web log dikirim dan diproses melalui granularity manager.
o Granularity manager mengirim data yang telah diproses ke dalam DW.
14. Web log : tempat di dalam suatu website dimana terkumpul secara rinci data click stream.
15. Data clickstream : data yang berasal dari web yang digunakan untuk menelusuri aktivitas-aktivitas user yang menggunakan website bersangkutan.
16. Granularity manager : software/perangkat lunak yang bertugas melakukan edit/filter data yang berasal dari transaksi web pada saat memasuki DW dimana data tersebut termasuk click stream yang tadinya tersimpan di web log.
KASUS
5 tahap project planning :
o Assessing readiness (evaluasi kesiapan)
ü Memiliki sponsor yang kuat.
ü Motivasi bisnis untuk membangun DWH.
ü Kelayakan.
ü Hubungan yang baik antara departemen TI dan departemen lainnya.
ü Analisis budaya dalam perusahaan (budaya = perilaku yang dilakukan berulang-ulang)
o Scoping
ü Menetapkan batas internal dan eksternal.
ü Mengumpulkan input dari departemen IT dan managemen.
ü Pembatasan dibuat agar DWH benar-benar berarti bagi perusahaan.
o Justification
ü Melakukan rincian biaya dan manfaat.
ü Memperkirakan kemungkinan perluasan dwh jangka pendek.
ü Memperkirakan pengembangan & operasional DW dalam jangka panjang.
o Staffing
ü Pembentukan tim dari berbagai divisi fungsional.
ü Menentukan business sponsor, business driver (memantau keberhasilan DWH), business lead, business user.
ü Ahli-ahli teknis : system analyst, business subject matter expert, analytic application developer, dwh educator.
o Developing and maintaining the project plan
ü Menentukan tugas-tugas yang diperlukan untuk membuat dan mengimplementasi DWH.
ü Manager proyek harus membuat komunikasi matriks agar komunikasi lebih lancar.
